11 Alasan Pasangan Butuh Konseling Pranikah
Selain menyiapkan berbagai kebutuhan pernikahan, calon pengantin juga perlu menyusun jadwal untuk kelas edukasi atau sesi konsultasi pranikah.
Situs Your Tango mengumpulkan pendapat ahli mengenaikonseling pranikah ini. Sebanyak delapan puluh persen pakar sepakat bahwa pasangan yang melakukan konseling pranikah kecil kemungkinannya untuk bercerai. Para pakar menilai konseling pranikah ini juga mampu memperkuat hubungan pasangan setelah menikah.
Situs Your Tango mengumpulkan pendapat ahli mengenaikonseling pranikah ini. Sebanyak delapan puluh persen pakar sepakat bahwa pasangan yang melakukan konseling pranikah kecil kemungkinannya untuk bercerai. Para pakar menilai konseling pranikah ini juga mampu memperkuat hubungan pasangan setelah menikah.
Berikut 11 alasan mengapa pasangan butuh konseling pranikah, menurut pakar hubungan seperti Sue Benskey, Daniel Faust, juga psikolog Dr Jed Diamond.
1. Punya pandangan ke depan.
Dr Diamond mengatakan, saat pasangan merasakan jatuh cinta, kebanyakan tidak memikirkan apa yang akan terjadi ke depan. Mereka fokus pada apa yang terjadi dan dialami saat ini. Menikmati perasaaan jatuh cinta tersebut. Padahal, dengan membicarakan apa yang akan terjadi dalam hubungan ke depan, sebelum menikah, Anda dan pasangan akan lebih siap menghadapi berbagai kesalahpahaman ke depannya.
2. Lebih terarah.
Masih menurut Dr Diamond, pasangan yang memiliki pengetahuan baik mengenai pernikahan akan mendapatkan manfaatnya di kemudian hari. Mereka akan mampu menjalani hubungan lebih baik, dalam lima, 10, 20, 40 tahun ke depan.
3. Tak ada pernikahan yang tak rentan.
Siapa pun butuh saran dan nasehat, tak terkecuali konselor pernikahan berpengalaman 40 tahun seperti Dr Diamond. Jika ia masih merasa butuh saran dan masukan dari orang lain, apalagi orang awam yang tak memiliki pengetahuan mengenai hubungan.
4. Lebih baik dari konseling pascamenikah.
Setelah menikah Anda dan pasangan menemukan ketidakcocokan, lantas memutuskan bercerai. Sebelumnya Anda melewati tahapan konseling pernikahan. Kemungkinan ini bisa diperkecil kalau Anda dan pasangan telah lebih dahulu melewati tahapan konsultasi sebelum memasuki jenjang pernikahan.
5. Mempermudah penyatuan visi.
Dua pribadi yang berbeda dan unik akan bersatu dalam pernikahan. Setiap pribadi memiliki cara pandang masing-masing, dan memungkinkan menghadapi pertentangan.
Menurut Benskey, pasangan penting untuk mengklarifikasikan ekspektasi masing-masing mengenai pernikahan. Pasangan, sebelum menikah, juga butuh menjelaskan visinya masing-masing, termasuk apa yang diyakininya dan rencananya saat nanti menikah. Konseling pranikah membantu Anda dan pasangan untuk mengindentifikasikan visi dan menyatukannya, sebelum akhirnya menjalani hidup bersama.
6. Membantu memahami keluarga pasangan.
Ketika menikah, Anda berkomitmen untuk juga menikahi keluarga pasangan. Anda perlu memahami seluruh anggota keluarga pasangan termasuk pengasuhan dalam dua keluarga asal yang berbeda ini. Benskey mengatakan, bagaimana pengasuhan pasangan Anda akan memunculkan perbedaan atau bahkan isu serius saat Anda menikah dan memiliki anak.
7. Mengulas finansial dengan lebih terarah.
Isu finansial merupakan hal krusial yang perlu didiskusikan pasangan sebelum menikah. Bagaimana kondisi juga perencanaan finansial di masa lalu, saat ini dan masa depan. Anggaran, tabungan dan pengeluaran penting dibicarakan sebelum menikah. Tujuannya agar, isu finansial ini tak merusak hubungan pasangan menikah. Inilah pentingnya bimbingan dari konselor karena tak mudah membahas isu finansial hanya berdua saja tanpa pendamping.
8. Mengasah kemampuan berkomunikasi.
Hubungan yang sehat berangkat dari komunikasi yang baik. Bagaimana Anda dna pasangan menghadapi konflik, ini juga bergantung pada kekuatan komunikasi. Anda dan pasangan perlu saling memahami cara menerima dan memperoleh informasi. Kemampuan mendengarkan penting dimiliki pasangan menikah jika ingin memiliki hubungan yang lebih kuat. Bagaimana membangun komunikasi yang baik dengan pasangan, Anda bisa mencari bantuan atau mengasahnya melalui konseling pranikah.
9. Mengurangi risiko perceraian.
Studi pada 2006 oleh Stanley and Amato, mencatat pasangan yang menjalani konseling pranikah, kecil kemungkinannya bercerai (31 persen). Faust menyebutkan, konseling pranikah mengurangi risiko perceraian dari 50 persen menjadi 20 persen.
10. Meningkatkan kepuasan pernikahan.
Konseling pranikah membantu pasangan mengkomunikasikan juga mengidentifikasi kekhawatiran mereka, hasrat, keyakinan, nilai, mimpi, kebutuhan dan beban hidup lainnya yang kebanyakan dihindari atau diabaikan.
Faust mengatakan, konseling pranikah justru memberdayakan pasangan untuk mendiskusikan sumber masalah dalam pernikahan sebelum mereka masuk ke jenjang hubungan ini. Cara ini membantu meningkatkan stabilitas pernikahan, kebersamaan dan kepercayaan. Sehingga pasangan menikah mampu melewati masa sulit, setiap harinya dalam kehidupan pernikahan.
11. Memiliki kemampuan menyelesaikan konflik.
Sekali lagi, hubungan yang sehat berawal dari komunikasi yang baik. Masalah apa pun yang terjadi dalam hubungan berpasangan, termasuk pernikahan berakar dari masalah komunikasi. Selain rendahnya kemampuan pasangan mencari solusi masalah dan menyelesaikan konflik. Anda dan pasangan bisa belajar cara berkomunikasi yang baik dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan konflik, sebelum menikah melalui konseling pranikah.
1. Punya pandangan ke depan.
Dr Diamond mengatakan, saat pasangan merasakan jatuh cinta, kebanyakan tidak memikirkan apa yang akan terjadi ke depan. Mereka fokus pada apa yang terjadi dan dialami saat ini. Menikmati perasaaan jatuh cinta tersebut. Padahal, dengan membicarakan apa yang akan terjadi dalam hubungan ke depan, sebelum menikah, Anda dan pasangan akan lebih siap menghadapi berbagai kesalahpahaman ke depannya.
2. Lebih terarah.
Masih menurut Dr Diamond, pasangan yang memiliki pengetahuan baik mengenai pernikahan akan mendapatkan manfaatnya di kemudian hari. Mereka akan mampu menjalani hubungan lebih baik, dalam lima, 10, 20, 40 tahun ke depan.
3. Tak ada pernikahan yang tak rentan.
Siapa pun butuh saran dan nasehat, tak terkecuali konselor pernikahan berpengalaman 40 tahun seperti Dr Diamond. Jika ia masih merasa butuh saran dan masukan dari orang lain, apalagi orang awam yang tak memiliki pengetahuan mengenai hubungan.
4. Lebih baik dari konseling pascamenikah.
Setelah menikah Anda dan pasangan menemukan ketidakcocokan, lantas memutuskan bercerai. Sebelumnya Anda melewati tahapan konseling pernikahan. Kemungkinan ini bisa diperkecil kalau Anda dan pasangan telah lebih dahulu melewati tahapan konsultasi sebelum memasuki jenjang pernikahan.
5. Mempermudah penyatuan visi.
Dua pribadi yang berbeda dan unik akan bersatu dalam pernikahan. Setiap pribadi memiliki cara pandang masing-masing, dan memungkinkan menghadapi pertentangan.
Menurut Benskey, pasangan penting untuk mengklarifikasikan ekspektasi masing-masing mengenai pernikahan. Pasangan, sebelum menikah, juga butuh menjelaskan visinya masing-masing, termasuk apa yang diyakininya dan rencananya saat nanti menikah. Konseling pranikah membantu Anda dan pasangan untuk mengindentifikasikan visi dan menyatukannya, sebelum akhirnya menjalani hidup bersama.
6. Membantu memahami keluarga pasangan.
Ketika menikah, Anda berkomitmen untuk juga menikahi keluarga pasangan. Anda perlu memahami seluruh anggota keluarga pasangan termasuk pengasuhan dalam dua keluarga asal yang berbeda ini. Benskey mengatakan, bagaimana pengasuhan pasangan Anda akan memunculkan perbedaan atau bahkan isu serius saat Anda menikah dan memiliki anak.
7. Mengulas finansial dengan lebih terarah.
Isu finansial merupakan hal krusial yang perlu didiskusikan pasangan sebelum menikah. Bagaimana kondisi juga perencanaan finansial di masa lalu, saat ini dan masa depan. Anggaran, tabungan dan pengeluaran penting dibicarakan sebelum menikah. Tujuannya agar, isu finansial ini tak merusak hubungan pasangan menikah. Inilah pentingnya bimbingan dari konselor karena tak mudah membahas isu finansial hanya berdua saja tanpa pendamping.
8. Mengasah kemampuan berkomunikasi.
Hubungan yang sehat berangkat dari komunikasi yang baik. Bagaimana Anda dna pasangan menghadapi konflik, ini juga bergantung pada kekuatan komunikasi. Anda dan pasangan perlu saling memahami cara menerima dan memperoleh informasi. Kemampuan mendengarkan penting dimiliki pasangan menikah jika ingin memiliki hubungan yang lebih kuat. Bagaimana membangun komunikasi yang baik dengan pasangan, Anda bisa mencari bantuan atau mengasahnya melalui konseling pranikah.
9. Mengurangi risiko perceraian.
Studi pada 2006 oleh Stanley and Amato, mencatat pasangan yang menjalani konseling pranikah, kecil kemungkinannya bercerai (31 persen). Faust menyebutkan, konseling pranikah mengurangi risiko perceraian dari 50 persen menjadi 20 persen.
10. Meningkatkan kepuasan pernikahan.
Konseling pranikah membantu pasangan mengkomunikasikan juga mengidentifikasi kekhawatiran mereka, hasrat, keyakinan, nilai, mimpi, kebutuhan dan beban hidup lainnya yang kebanyakan dihindari atau diabaikan.
Faust mengatakan, konseling pranikah justru memberdayakan pasangan untuk mendiskusikan sumber masalah dalam pernikahan sebelum mereka masuk ke jenjang hubungan ini. Cara ini membantu meningkatkan stabilitas pernikahan, kebersamaan dan kepercayaan. Sehingga pasangan menikah mampu melewati masa sulit, setiap harinya dalam kehidupan pernikahan.
11. Memiliki kemampuan menyelesaikan konflik.
Sekali lagi, hubungan yang sehat berawal dari komunikasi yang baik. Masalah apa pun yang terjadi dalam hubungan berpasangan, termasuk pernikahan berakar dari masalah komunikasi. Selain rendahnya kemampuan pasangan mencari solusi masalah dan menyelesaikan konflik. Anda dan pasangan bisa belajar cara berkomunikasi yang baik dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan konflik, sebelum menikah melalui konseling pranikah.
0 komentar:
Posting Komentar